UppiCGeulis. Berikut Lokasi dan Jadwal Pelaksanaan Idul Adha 1443 H/2022 M di Desa Saohiring Kec. Sinjai Tengah. KTMNews, Sinjai - Kementerian Agama RI menetapkan 1 Zulhijjah 1443 Hijriah jatuh pada hari Jumat, 1 Juli 2022. Dengan begitu, maka 10 Zulhijjah atau Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah adalah Minggu, 10 Juli 2022.
Pitadibagian atas bertuliskan ADITYA KARYA MAHATVA YODHA yang berarti: ADITYA: Cerdas, penuh pengalaman. KARYA: Pekerjaan. MAHATVA: Terhormat, berbudi luhur. YODHA: Pejuang, patriot. Secara keseluruhan berarti Pejuang yang berkepribadian, berpengetahuan dan terampil. artinya ada Pemimpin sudah pasti ada Anggota. disini pemimpin memiliki
Pitadibagian atas bertuliskan ADITYA KARYA MAHATVA YODHA yang berarti: a). ADITYA: Cerdas, penuh pengalaman. b). KARYA: Pekerjaan. c). MAHATVA: Terhormat, berbudi luhur. d). YODHA: Pejuang, patriot. Secara keseluruhan berarti Pejuang yang berkepribadian, berpengetahuan dan terampil.
Vay Tiền Online Chuyển Khoản Ngay. Unknown Kamis, 25 Februari 2016 Arti Lambang Karang Taruna Karang Taruna Padangsambian Arti Lambang Karang Taruna Karang Taruna Padangsambian - Sesuai dengan Surat keputusan Menteri Sosial Nomor 65/HUK/KEP/XII/1982 tentang Lambang Karang Taruna, ditetapkanlah Lambang Karang Taruna sebagai berikut Arti Lambang Karang Taruna Karang Taruna Padangsambian Lambang Karang Taruna mengandung unsur – unsur sekuntum bunga teratai yang mulai mekar, dua helai pita terpampang di bagian atas dan bawah, sebuah lingkaran, dengan bunga teratai mekar sebagai latar belakang. Lambang Karang Taruna mengandung Arti atau Makna sebagai berikut 1. Sekuntum bungan Teratai yang mulai mekar yang melambangkan insan remaja yang dijiwai semangat kemasyarakatan sosial. Empat helai daun bunga dibagian bawah melambangkan keempat fungsi Karang Taruna; 2. Dua helai pita yang terpampang dibagian atas dan bawah. Pita dibagian atas terdapat tulisan “ADITYA KARYA MAHATVA YODHA” “ADITYA” berarti cerdas dan penuh pengetahuan; “KARYA” berarti pekerjaan; “MAHATVA” berarti terhormat dan berbudi luhur; dan “YODHA” berarti pejuang atau patriot. Jadi secara keseluruhan berarti Pejuang yang berkepribadian, berpengetahuan, dan terampil. Pita dibagian bawah bertuliskan “KARANG TARUNA” “KARANG” berarti pekarangan, halaman, atau tempat; “TARUNA” berarti remaja; jadi, “KARANG TARUNA” berarti tempat atau wadah pengembangan remaja Indonesia; 3. Sebuah lingkaran dngan bunga Teratai mekar dengan tujuh helai daun bunga sebagai latar belakang, yang melambangkan Tujuh Unsur Kepribadian yang harus dimiliki warga Karang Taruna Taat takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Tanggap penuh perhatian dan peka terhadap masalah Tanggon kuat daya tahan fisik dan mental Tandas tegas, pasti, tidak ragu, dan teguh pendirian Tangkas sigap, gesit, cepat bergerak dan dinamis Terampil mampu berkreasi dan berkarya praktis Tulus sederhana, ikhlas, rela memberi, dan jujur 4. Lingkaran mengandung arti sebagai lambang ketahanan nasional yang berfungsi sebagai tameng/perisai. Bungan mekar yang berdaun lima helai melambangkan lingkaran kehidupan masyarakat yang adil dan sejahtera berdasarkan Pancasila; 5. Arti warna yang terdapat pada lambang sebagai berikut Putih kesucian, tidak bercela, dan tidak bernoda; Merah keberanian, sabar, tenang, dapat mengendalikan diri dan tekad pantang mundur; Kuning keagungan dan keluhuran budi pekerti; Secara keseluruhan, lambang Karang Taruna berarti tekad insan remaja Warga Karang Taruna untuk mengembangkan dirinya menjadi patriot pejuang yang berkpribadian, cerdas, dan terampil agar mampu dan secara aktif dalam pembangunan untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila. karang taruna karang taruna komala dharma bhakti karang taruna kelurahan karang taruna kelurahan padangsambian kelurahan padangsambian Topics Arti Lambang Profil » PreviousThis is the last post.
SEJARAH KARANG TARUNA NASIONAL Karang Taruna lahir pada tanggal 26 September 1960 di Kampung Melayu Jakarta, melalui proses Experimental Project Karang Taruna, kerjasama masyarakat Kampung Melayu/ Yayasan Perawatan Anak Yatim YPAY dengan Jawatan Pekerjaan Sosial/Departemen Sosial. Pembentukan Karang Taruna dilatar belakangi oleh banyaknya anak-anak yang menyandang masalah sosial antara lain seperti anak yatim, putus sekolah, mencari nafkah membantu orang tua dsb. Masalah tersebut tidak terlepas dari kemiskinan yang dialami sebagian masyarakat kala itu. MASA KELAHIRANNYA S/D DIMULAINYA PELITA 1960 – 1969 Tahun 1960–1969 adalah saat awal dimana Bangsa Indonesia mulai melaksanakan pembangunan disegala bidang. Instansi-Instansi Sosial di DKI Jakarta Jawatan Pekerjaan Sosial/Departemen Sosial berupaya menumbuhkan Karang Taruna–Karang Taruna baru di kelurahan melalui kegiatan penyuluhan sosial. Pertumbuhan Karang Taruna saat itu terbilang sangat lambat, tahun 1969 baru terbentuk 12 Karang Taruna, hal ini disebabkan peristiwa G 30 S/PKI sehingga pemerintah memprioritaskan berkonsentrasi untuk mewujudkan stabilitas nasional. DIMULAINYA PELITA HINGGA MASUK GBHN 1969 – 1983 Salah satu pihak yang berjasa mengembangkan Karang Taruna adalah Gubernur DKI Jakarta H. Ali Sadikin 1966-1977. Pada saat menjabat Gubernur, Ali Sadikin mengeluarkan kebijakan untuk memberikan subsidi bagi tiap Karang Taruna dan membantu pembangunan Sasana Krida Karang Taruna SKKT. Selain itu Ali Sadikin juga menginstruksikan Walikota, Camat, Lurah dan Dinas Sosial untuk memfungsikan Karang Taruna. Tahun 1970 Karang Taruna DKI membentuk Mimbar Pengembangan Karang Taruna MPKT Kecamatan sebagai sarana komunikasi antar Karang Taruna Kelurahan. Sejak itu perkembangan Karang Taruna mulai terlihat marak, pada Tahun 1975 dilangsungkanlah Musyawarah Kerja Karang Taruna, dan pada moment tersebut Lagu Mars Karang Taruna ciptaan Gunadi Said untuk pertama kalinya dikumandangkan. Tahun 1980 dilangsungkan Musyawarah Kerja Nasional Mukernas Karang Taruna di Malang, Jawa Timur. Dan sebagai tindak lanjutnya, pada tahun 1981 Menteri Sosial mengeluarkan Keputusan tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Karang Taruna dengan Surat Keputusan Nomor. 13/HUK/KEP/I/1981 sehingga Karang Taruna mempunyai landasan hukum yang kuat. Tahun 1982 Lambang Karang Taruna ditetapkan dengan Keputusan Menteri Sosial RI sebagai tindak lanjut hasil Mukernas di Garut tahun 1981. Dalam lambang tercantum tulisan Aditya Karya Mahatva Yodha artinya Pejuang yang berkepribadian, berpengetahuan dan terampil Pada tahun 1983 Majelis Permusyawaratan Rakyat MPR mengeluarkan TAP MPR Nomor II/MPR/1983 tentang Garis Besar Haluan Negara GBHN yang didalamnya menempatkan Karang Taruna sebagai wadah pengembangan generasi muda. MASUK GBHN SAMPAI TERJADINYA KRISIS -Tahun 1984 terbentuknya Direktorat Bina Karang Taruna; -Tahun 1984-1987 sejumlah pengurus/aktivis Karang Taruna mengikuti Program Nakasone menyongsong abad 21 ke Jepang dalam rangka menambah dan memperluas wawasan; -Tahun 1985 Menteri Sosial menyatakan sebagai Tahun Penumbuhan Karang Taruna, sedangkan tahun 1987 sebagai Tahun KualitasKarang Taruna; -Karang Taruna Teladan Tahun 1988 berhasil merumuskan Pola Gerakan Keluarga Berencana Oleh Karang Taruna; Tahun 1988 Pedoman Dasar Karang Taruna ditetapkan dengan Keputusan Menteri Sosial RI no. 11/HUK/1988; -Kegiatan Studi Karya Bhakti, Pekan Bhakti dan Porseni Karang Taruna merupakan kegiatan dalam rangka mempererat hubungan antar Karang Taruna dari sejumlah daerah; -Sasana Krida Karang Taruna SKKT sebagai sarana tempat Karang Taruna berlatih dibidang-bidang pertanian dan peternakan. -Bulan Bhakti Karang Taruna BBKT biasanya diselenggarakan dalam rangka ulang tahun Karang Taruna. Merupakan forum kegiatan bersama antar Karang Taruna dari sejumlah daerah bersama masyarakat setempat, kegiatannya berupa karya bhakti/pengabdian masyarakat; -Tahun 1996 bekerjasama dengan Depnaker diberangkatkan 159 tenaga dari Karang Taruna untuk magang kerja ke Jepang antara 1 s/d 3 tahun, dalam upaya meningkatkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan dalam berbagai bidang usaha; -Pelibatan Karang Taruna dalam kesehatan reproduksi remaja diadakan agar Karang Taruna dapat berperan sebagai wahana Komunikasi Informasi dan Edukasi KIE bagi remaja warga karang Taruna; KARANG TARUNA DALAM SITUASI KRISIS 1997 – 2004 Krisis moneter yang terjadi tahun 1997 berkembang menjadi krisis ekonomi, yang dengan cepat menjadi krisis multidimensi. Imbas dari krisis tersebut tak urung juga berdampak pada lambannya perkembangan Karang Taruna. Puncaknya pada saat pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid membubarkan Departemen Sosial, Karang Taruna pada umumnya mengalami stagnasi, bahkan mati suri. Konsolidasi organisasi terganggu ,aktivitas terhambat dan menurun bahkan cenderung terhenti. Hal tersebut menyebabkan Klasifikasi Karang Taruna menurun walaupun masih ada Karang Taruna yang tetap eksis. Tahun 2001 Temu Karya Nasional Karang Taruna dilaksanakan di Medan., Sumatera Utara. Hasilnya antara lain menambah nama Karang Taruna menjadi Karang Taruna Indonesia, memilih Ketua Umum Pengurus Nasional KTI, serta menyusun Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga KTI. Hasil TKN tersebut memperoleh tanggapan yang berbeda-beda dari daerah. Baca Juga SISTEM INFORMASI DESA TERPADU PERKEMBANGAN KARANG TARUNA TAHUN 2005 HINGGA SEKARANG Banten merupakan salah satu Provinsi yang ikut menorehkan sejarah ke-Karang Taruna-an. Pada tanggal 9-12 April 2005 digelar Temu Karya Nasional V Karang Taruna Indonesia TKN V KTI di Propinsi Banten. Beberapa hal yang dihasilkan pada TKN V tersebut antara lain Pemilihan Pengurus Nasional Karang Taruna PNKT periode 2005 – 2010; Perubahan nama KTI menjadi Karang Taruna; Merekomendasikan Pedoman Dasar Karang Taruna yang baru yang akan ditetapkan oleh MENSOS RI. Pada tanggal 29 Juni - 1 Juli 2005 diselenggaran Rapat Kerja Nasional Karang Taruna Rakernas Karang Taruna di Jakarta dalam rangka menyusun program kerja. Pada tahun yang sama, Menteri Sosial mengeluarkan Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 83/HUK/2005 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna pengganti Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 11/HUK/1988, sebagai tindak lanjut rekomendasi Temu Karya Nasional V di Banten. dan pada tanggal 23 – 27 September 2005 diselenggarakan BBKT dan SKBKT di Propinsi DIY dengan peserta lebih kurang orang terdiri dari anggota dan pengurus Karang Taruna dari seluruh wilayah Indonesia. Pengakuan dan Perhatian para penentu kebijakan di negeri ini terhadap keberadaan Karang Taruna dibuktikan dengan masuknya nama Karang Taruna dalam beberapa regulasi atau perundang-undangan. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Permendagri No. 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan, PP No. 72 & 73 tentang Desa dan Kelurahan serta UU No. 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial adalah beberapa produk hukum yang didalamnya menempatkan Karang Taruna dengan segala peran dan fungsinya.
LAMBANG DAN NAMA Lambang karang taruna RW 06 Kelurahan Pasirbiru, Kecamatan Cibiru Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat Indonesia, mengandung unsur tameng berbentuk segi lima dan di dalamnya hampir dikeliling rantai yang menggantung pada tulisan Kirana Biru dan di bagian bawahnya terdapat tulisan Aditya Karya Mahatva Yodha, kemudian di tengah terdapat padi dan kapas yang saling berkaitan mengelilingi matahari bercahaya biru. MAKNA LAMBANG Makna lambang karang taruna RW 06 Kelurahan Pasirbiru, Kecamatan Cibiru Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat Indonesia. Tameng berbentuk segi lima melambangkan unsur remaja yang memiliki kekuatan. Rantai melambangkan kuatnya ikatan tali silaturahmi sesama anggota, masyarakat dan lingkungan. Kapas dan padi melambangkan sumber kehidupan manusia. Matahari bercahaya biru diambil dari nama Kirana Biru, serta sebagai sumber kehidupan. MAKNA NAMA KIRANA BIRU Kirana merupakan bahasa sansekerta yang artinya cahaya. Dan cahaya diadopsi dari silsilah Sunda matahari. Ajaran Sunda berkembang keseluruh dunia pusatnya di Jawa Barat, oleh sebab itu di Jawa Barat banyak daerah diawali dengan nama Ci’ yang artinya cahaya. Biru merupakan warna yang paling disukai secara universal. Hal ini terkait dengan kepercayaan, kejujuran dan ketergantungan, sehingga membantu untuk membangun loyalitas. Biru menunjukkan kepercayaan diri, kehandalan dan tanggung jawab. Ini menginspirasi kebijaksanaan dan cita-cita yang lebih tinggi, tetapi juga konservatif dan dapat diprediksi. Secara psikologi warna biru itu menenangkan, mengurangi ketegangan dan ketakutan. Selain itu, kata biru diambil dari nama daerah Cibiru. Ci-Biru/Cahaya Biru/Kirana Biru, secara keseluruhan diartikan cahaya sebagai remaja yang menyinari dengan kejujuran, kepercayaan diri, kehandalan dan tanggung jawab untuk menenangkan, mengurangi ketegangan dan ketakutan. Makna nama Aditya Karya Mahatva Yodha yang diadopsi dari lambang Karang Taruna Indonesia Aditya Cerdas, penuh pengalaman Karya Pekerjaan Mahatva Terhormat, berbudi luhur Yodha Pejuang, patriot Secara keseluruhan berarti Pejuang yang Berkepribadian, Berpengetahuan dan Terampil. ARTI WARNA Merah keberanian, sabar, tenang, dapat mengendalikan diri, tekad pantang mundur dan kegembiraan. Putih kesucian, tidak tercela, tidak ternoda Kuning keagungan atas keluhuran budi pekerti, semangat dan ceria Hitam mengikat dan kekuatan Hijau kesejukan, muda dan persahabatan Coklat kedamaian, produktivitas, praktis dan kerja keras.
aditya karya mahatva yodha artinya